Bagi para maniak film mungkin tidak asing dengan salah
satu film Indonesia ini. Judulnya XXL atau dibaca double x-tra large. Namanya
juga film Indonesia pasti tidak menyimpang dengan hal-hal berbau pornografi,
apalagi ini film humor pastinya isinya konyol. Lagi-lagi kekurangan film humor
Indonesia, konyolnya kebangetan. Saya tidak akan membahas konyolnya atau “saru”
nya, tapi kesukuan yang dimunculkan dalam film XXL.
Lakon dalam film XXL adalah Aming yang dalam film
tersebut bernama Kasep. Ceritanya Aming mempunyai ayah mantan ketua gank orang
bandung bernama “Barudak”. Sudah beberapa tahun ayahnya Aming (Asep) hilang
tanpa berita. Ada yang menganggapnya mati dibunuh oleh musuh-musuhnya. Maklum,
namanya juga kepala gank pasti banyak musuhnya. Tetapi Kasep tidak demikian
anggapannya. Dia masih saja berkeyakinan kalau ayahnya belum meninggal.
Singkat cerita, semenjak kepergian Asep gank barudak
sudah tidak ada wibawanya sama sekali. Para anggota menyebar kemana-mana, namun
masih ada beberapa anggota gank yang sering berkumpul. Mereka mendirikan warung
makan di daerah yang dulu pernh dikuasai oleh barudak. Daerah kekuasaan barudak
sekarang sudah diambil alih oleh gank wongkentir.
Gank wongkentir adalah gank kumpulan yang isinya
orang-orang jawa. Di sinilah saya mulai tidak suka dengan film tersebut. Sebagai
orang Jawa saya tersinggung karena orang jawa disitu sebagai musuh dan
digambarkan sebagai orang-orang yang munafik. Kelihatan lembut ternyata preman.
Bahkan pemimpin gank wongkentir adalah orang yang cengeng. Ini sama saja menganggap
orang jawa adalah orang yang cengeng.
Kenapa sih harus bikin film seperti itu?? Apakah tidak
ada ide lain?? Coba kalau yang dijelekkan dalam itu orang-orang keturunan,
misal tionghoa, pasti sudah dikritik bahkan sampai dituntut film itu. Lha kenapa
pula suku jawa yang dijadikan tokoh antagonis. Apakah pembuat filmnya tau kalau
orang jawa diam saja ketika melihat film itu?? Karena kita tahu sendiri tabiat
orang jawa yang selalu nerimo dan sabar. Walaupun dijelek-jelekkan sedemikian rupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar