Setiap orang pasti mempunyai persepsi yang sama
apabila mereka mendengar kata aktifis dakwah. Aktifis yang bergerak dalam
bidang dakwah Islam. Banyak orang juga akan beranggapan bahwa yang namanya
aktifis dakwah adalah orang yang pandai dalam ilmu agama, baik hati, supel,
tidak sombong, dan tidak suka menyinggung perasaan orang lain. Tapi, apa yang
terjadi apabila ada seorang oknum aktifis dakwah yang tidak memenuhi kriteria
di atas? Tidak ada salahnya memang apabila ada oknum aktifis dakwah yang tidak
memenuhi kriteria di atas. Mungkin sudah menjadi bawaan orang tersebut yang
belum bisa dihilangkan dari dalam dirinya. Dan itu menjadi tanggungjawab
bersama untuk memperbaiki para calon pemimpin umat.
Saya menulis tulisan ini karena mengalami sebuah
peristiwa yang mencengangkan pada hari Sabtu (21/4/2012) kemarin di Masjid
kampus. Pada waktu itu saya sedang ada acara di FKIP yang kebetulan gedungnya
berdekatan dengan masjid kampus. Saat jam istirahat acara, yaitu ketika waktu
dzuhur, para peserta dan panitia bersama-sama melaksanakan sholat dzuhur di
Masjid kampus. Setelah mengambil air wudhu dan hendak masuk ke dalam Masjid
saya bertemu teman lama di serambi masjid. Kami bertatapan cukup lama dalam
jarak tidak begitu jauh. Saya berjalan mendekatinya dengan bibir tersenyum.
Saya kaget, dia sama sekali tidak membalas senyum saya, bahkan tidak
mengucapakan salam, sehingga saya harus mengucapkan salam terlebih dahulu.
Akhirnya dia menjawab salam saya dengan sedikit
tersenyum. Namun, dengan tiba-tiba dia membuka percakapan dengan pertanyaan
yang sangat tidak menyenangkan.
“Kok masih di kampus?” dengan senyum sinis seolah-olah
mengejek.
Mak Jegleeerrr...!!! Saya benar-benar kaget mendapat
pertanyaan seperti itu. Tidak menyangka akan mendapat pertanyaan dengan nada
menyinggung. Sebagai teman lama yang sudah lama tidak bertemu awalnya saya
menduga dia akan bertanya tentang kabar saya. Tapi kentyataannya? Terbalik
seratus delapan puluh derajat. Saya jadi bertanya-tanya dalam hati: Seperti
inikah perilaku aktifis dakwah? Apabila ada orang awam yang ingin semakin
mendekat dengan Islam dan mengetahui ada oknum aktifis dakwah yang kurang bisa
menjaga perkataannya, bagaimana jadinya jalan dakwah Islam?
“Tadi ada acara di FKIP. Lha koe sendiri ngapain masih di kampus?” saya menjawab pertanyaan
sekaligus balik bertanya kepada teman yang menjadi aktifis dakwah dan pengajar
salah satu pesantren mahasiswa di belakang kampus.
Teman saya itu tidak segera menjawab pertanyaan yang
saya ajukan. Tidak mau membuang waktu lama, saya langsung masuk ke dalam
Masjid. Ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam masjid, sang teman yang katanya
aktifis dakwah berkata atau lebih tepatnya menjawab pertnyaan saya. Tapi saya
sudah tidak memperdulikan lagi apa yang dikatakannya. Saya sudah tersakiti oleh
ucapannya yang seenaknya. Padahal kalau mau instrospeksi diri, dia seharusnya
bertanya kepada diri sendiri. Mengapa dirinya masih di kampus? Lha wong kita
satu angkatan. Kalau dia belum lulus mbok ya jangan mengejek temannya yang juga
belum lulus. Kecuali kalau dia sudah lulus. Itu pun kalau dia tidak punya
perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar