Benarkah pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah 11
anggota Grup 2 Kopassus??? Hanya Tuhan dan pelaku sebenarnya yang tahu siapa
pelaku penyerangan dan bagaimana kronologi kejadian sesungguhnya.
Hampir semua media baik cetak maupun elektronik
mengabarkan bahwa pelaku penyerangan adalah 11 anggota Grup 2 Kopassus yang
dengan jiwa ksatria mengakui perbuatannya. Tidak salah memang kalau media
memberitakan pelaku penyerangan adalah oknum Kopassus, toh mereka mendapatkan
infonya langsung dari Mabes TNI AD. Tapi bagi saya ada beberapa kejanggalan
dalam peristiwa pengungkapan pelaku penyerangan yang dilakukan oleh Tim
Investigasi bentukan TNI AD.
Karena Indonesia adalah negara demokrasi yang
mempersilahkan rakyatnya untuk menyampaikan pendapatnya, maka saya akan menyampaikan
pendapat saya perihal kejanggalan pengungkapan pelaku penyerangan Lapas
Cebongan yang dilakukan oleh Tim Investigasi TNI AD.
Pertama, Kenapa TNI AD membentuk Tim Investigasi???
Tim Investigasi untuk mengungkap Kasus Cebongan ada 3,
dari pihak Komnas HAM, Polri dan TNI AD. Komnas HAM membentuk Tim Investigasi
karena mereka beralasan bahwa kejadian tersebut masuk dalam pelanggaran HAM. Ok,
alasan Komnas HAM bisa diterima. Polri membentuk Tim Investigasi karena ini
adalah masalah kejahatan dan melanggar hukum sehingga Polri sebagai aparat
penegak hukum berkewajiban mengungkap siapa pelaku dan menangkapnya. Sedangkan
TNI AD apa alasannya membentuk Tim Investigasi???
Alasan yang dikeluarkan oleh Mabes TNI AD adalah
peristiwa penyerangan terjadi begitu cepat dan dilakukan oleh pasukan terlatih.
Selain itu, korban adalah para pelaku pengeroyokan Sertu Heri Santosa yang
merupakan anggota Kopassus, jadi mereka berkesimpulan bahwa pelakunya adalah
anggota Kopassus yang merupakan pasukan elite di bawah naungan TNI AD sehingga
Mabes TNI AD berkewajiban membentuk Tim Investigasi.
Dari sinilah kejanggalan dimulai, Kenapa tidak Mabes TNI
yang membentuk Tim Investigasi??? Ya, kalau pelakunya benar Kopassus, kalau
bukan melainkan dari matra lain, mungkin dari pasukan elit TNI AL atau pasukan
elit TNI AU. Kita ketahui bahwasanya di Jogja ada Pangkalan TNI AU dan mereka
mempunyai pasukan elit yang bernama Paskhas dengan kemampuan tempur khusus
layaknya Kopassus, prajurit yang memiliki kemampuan dan ketrampilan khusus guna
melakukan operasi terhadap sasaran yang bersifat strategi terpilih.
Dimulai dari pmbentukan Tim Investigasi terlihat
bahwasanya Panglima TNI kalah superiornya dibanding KSAD. Seharusnya Mabes TNI
yang membentuk Tim Investigasi, bukan TNI AD. Muncul kecurigaan saya,
pembentukan Tim Investigasi oleh KSAD mengandung unsur pencitraan. Kita ketahui
bersama KSAD akan pensiun pada 5 Mei 2013. Saya mempunyai dugaan setelah
pensiun dari jabatan KSAD, Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo akan terjun ke dunia
politik melalui partai yang saat ini dipimpin oleh kakak iparnya sendiri.
Partai berlambang Mersi ini sempat kisruh karena banyak
kadernya menjadi tersangka korupsi, bahkan sang ketua umumnya sehingga partai
Demokrat tidak lagi mempunyai ketua umum. Selain itu tidak ada figur di partai
untuk dijadikan ketua umum yang mengakibatkan SBY harus turun tangan menjadi
ketua umum. Satu lagi, tidak adanya figur yang bisa dicalonkan menjadi Presiden
di Pilpres 2014 mendatang karena SBY sudah 2 periode.
Apabila Ani Yudhoyono maju menjadi Capres jelas dia
kalah jauh dibandingkan capres lainnya, seperti Prabowo, Yusuf Kalla, Wiranto,
Abu Rizal Bakrie. Tidak mungkin mengusung “Sang Pangeran” Edi Baskoro
Yudhoyono, dia masih terlalu ingusan untuk maju Capres. Mau tidak mau Pramono
lah yang akan diajukan menjadi Capres pada 2014 mendatang karena dia bisa
menjadi figur tersendiri yang belum terkena “noda kotor” politik.
Sayangnya Jenderal Pramono belum mempunyai nama “harum”.
Setelah kejadian Lapas Cebongan dengan terungkapnya pelaku penyerangan oleh Tim
Investigasi bentukan KSAD maka secara otomatis Pramono mendapatkan apresiasi
tersendiri, selain itu dia juga mendapat simpati dan citra baik dari rakyat.
Dugaan saya semakin kuat setelah kemunculan
komentar-komentar di beberapa tautan di FB, bunyi komentarnya begini:
"Apapun alasannya,jiwa
korsa lebih penting, kehormatan adalah segala2nya. Kami seluruh TNI adalah
pelakunya, karena kami merasa nyawa 1 Orang Kopassus lebih berharga dari 1000
Preman. Tidak hanya sampai di sini kami nyatakan perang sama Preman, dan kami berjanji akan bersihkan Republik
ini dari Premanisme, karena kami merasa Lebih baik menjadi Preman, jika
bersalah ada yang membela ketimbang menjadi TNI tidak ada yang membela. Anda
yang merasa preman berhati2lah, hentikan semua kegiatan anda mulai hari ini,
putusan hari ini bukanlah membuat kami jenuh tetapi justru membuat kami
beringas. Jika di dalam Penjara aja anda bisa terbunuh apa lagi di luar yang
nota benenya anda tidak dijaga.
Pemimpin sekarang Lebih
mengutamakan jabatan ketimbang Corp, jiwa korsa, apalagi anak buah. Mungkin
hanya Jenderal Soedirman yang berkata "Tempat yang paling aman adalah di
tengah anak buah" dan begitu perhatian dan berjuang Demi anak buahnya. Keputusan KASAD membuat kami lemas,
kemana kebanggaan kami, kemana harga diri kami, kemana jiwa korsa kami? Apakah kami harus takut sama preman?
Percuma kami berlatih, kami
dituntut Sabuk Hitam, menembak harus bagus, ketika yang kami sentuh Preman maka
kami dipenjara? Percuma
kami berlatih,jika menghadapi preman aja kami harus mengalah bahkan kami mati
sia2 di tangan preman. Tidak kami tidak mau
mati sia2 apalagi dί tangan preman. Kami akan berjuang membasmi Preman dαπ
menciptakan Indonesia Bebas premanisme.
Kami TNI saat ini tersakiti,
kami tidak mau teman2 kami tersakiti, jika teman2 kami diadili karena Preman
maka ini awal Kudeta yang sebenarnya."
Dari pernyataan di atas
terdapat kalimat “Keputusan KASAD membuat kami lemas, kemana kebanggaan kami,
kemana harga diri kami, kemana jiwa korsa kami?” menunjukan kekecewaan prajurit
TNI khususnya Kopassus atas keputusan KSAD membentuk Tim Investigasi guna
mengungkap pelaku penyerangan dan setelah terungkap maka nama KSAD akan harum
di mata rakyat serta tokoh-tokoh penting di negara ini yang mendukung reformasi
dan keterbukaan TNI karena berani melakukan terobosan yang belum pernah
dilakukan oleh pemimpin TNI sebelumnya.
Selain itu, tambah yakin
lagi kalau ini memang rekayasa untuk mengangkat nama seseorang setelah membaca
artikel milik akun Muslihudin El Hasanudin,
potongan artikel yang menunjukan kekecewaan prajurit atas sikap KSAD:
“Kami di paksa mengaku“
Kita di korbankan demi jabatan
kawan,.
Kami sedih,,,,mulai sekarang roh
BARET MERAH sudah tiada.
Kau boleh bangga tapi kami
kcewa,,,sampai2 demi jabatan, kami sampai di korbankannnnnn
Biar kalian tau aja,kami di paksa dan
dikorbankan demi jabatan.
Utk interen,kami semuanya kcewa,
Hari ini kasad mengumpulkan seleuruh
pamen,dan pati seluruh indonesia di balai komando cijantung. cijantung.
Jiwa dan hati kami hancur,,,,,,,kami
kcewa sama KASAD yg nota bene bapak kami malah mengecewakan kamiiiiiiiiiii,,,,
Demi namanya bersih, karna suatu saat mau
duduk di partai, dia mengorbankan anggotanya.
*10-4-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar