Kali ini kembali membahas sebuah catatan seorang teman
yang kemarin ditag di kronologi saya.
Catatan itu berisi curhatan seorang mahasiswa senior yang menjadi tempat curhat
para adik tingkat dan teman-temannya yang sedang butuh masukan untuk
penyelesaian masalahnya. Tidak sembarang orang mau membantu dan menjadi tempat
curhat. Berat. Bagi banyak orang menjadi tempat curhat dan membantu
menyelesaikan masalah adalah tambahan beban yang memenuhi pundak. Dibutuhkan
sikap dewasa dalam hal ini.
Di sebuah TA yang ditulis seorang teman ukuran dewasa adalah seseorang yang
sudah menginjak umur 24. Sedangkan dalam kenyataan, dewasa itu pilihan. Ada anak yang masih berumur 18 tahun tetapi sudah
bisa bersikap dewasa layaknya seorang ayah yang mengayomi anak-anaknya. Sebaliknya,
ada orang yang sudah berumur 40-an belum bisa dewasa, masih kekanak-kanakan.
Kembali ke permasalahan awal membuat saya teringat
sebuah petuah: Kuliah bukan sekedar untuk mencari nilai, ijazah, apalagi
status. Kuliah adalah tempat kita merubah pola pikir. Semenjak SD hingga SMU
kita mendapat julukan siswa. Menginjak bangku perkuliahan julukan bagi kita
berubah menjadi Mahasiswa. Di depan kata siswa tersemat kata “Maha” yang
artinya di atas segalanya. Mahasiswa berarti di atas segala siswa.
Sebagian besar orang beranggapan lulus di atas standar
normal adalah aib. Tetapi kalau kita mau mengambil pelajaran dari setiap
kejadian termasuk lulus kuliah yang melebihi 4 tahun pastinya akan menemukan
hikmah luar biasa. Bisa saja itu adalah ketentuan Allah SWT kepada kita agar
lebih bersikap dewasa dengan jalan memberi kita adik di tempat kuliah atau
organisasi.
Saya bukan seorang psikolog atau dokter ahli jiwa yang
paham tentang kejiwaan. Saya hanya menggunakan pengamatan (ilmu titen).
Keluarga adalah yang pertama membentuk apakah sang anak menjadi dewasa lebih
cepat atau tetap seperti anak-anak. Dalam mendidik anak pun tidak bisa
disamaratakan antara satu dengan lainnya. Anak pertama, terakhir dan tunggal
adalah anak dengan perhatian khusus.
Mengapa?
Anak pertama merupakan “pemimpin” bagi adik-adiknya.
Selain itu juga contoh bagi yang lebih muda. Apabila anak pertama sukses maka
bisa menjadi contoh baik bagi anak kedua dan seterusnya. Begitu pun sebaliknya,
apabila anak pertama kurang sukses. Menjadi PR orang tua dalam mendidik anak
pertama agar menjadi pemimpin, minimal pemimpin adiknya. Jangan terlalu dimanja
karena membuat si sulung tidak bisa bersikap layaknya kakak. Jangan pula
terlalu dikasih aturan mengekang akhirnya membuatnya tidak bisa berinovasi.
Banyak orang menganggap anak terakhir atau disebut
juga anak bungsu adalah anak kesayangan. Anggapan ini berkembang ke khalayak
sehingga menjadi beban tersendiri bagi si bungsu apabila dalam keluarga tidak
menjadi anak kesayangan. Pada kenyataannya tidak semua anak bungsu menjadi anak
kesayangan, tergantung orang tuanya. Ada yang menyamarakatan pola pendidikan
terhadap anak-anaknya. Tidak peduli dia sulung atau bungsu.
Sebuah tekanan mental tersendiri jika dalam keluarga
si anak bungsu bukan anak kesayangan padahal anggapan orang lain dialah anak
kesayangan sehingga membuat dia tertekan cukup dalam dan susah bersekspresi.
Tetapi jangan sampai terlalu memanjakan anak terakhir. Kalau dimanja bisa
membuatnya selalu menjadi “ekor”.
Anak tunggal yang dimaksud di sini tidak hanya anak
satu-satunya yang tidak mempunyai saudara kandung, tapi juga anak lelaki
satu-satunya karena saudara kandungnya wanita semua atau sebaliknya. Karena
sebagai anak tunggal, yang dibutuhkan adalah teman dalam keluarga. Orang tua
harus menjadi teman yang baik bagi si anak. Dan orang tua juga akan benar-benar
menjaganya karena dialah satu-satunya. Ibarat kita punya benda berharga dan
satu-satunya maka kita akan menjaganya dengan sepenuh jiwa. Ingat! Menjaganya
bukan berarti memanjakannya.
So, kalau kamu belum lulus juga ambillah hikmahnya.
Mungkin karena sikap kita yang belum dewasa dalam menghadapi persoalan sehingga
kita diberi amanah berupa adik tingkat di kampus. Pesan bagi para mahasiswa
yang belum lulus: Selama belum lulus kalian akan terus berstatus mahasiswa,
jangan sampai berganti status menjadi mahasiswi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar