Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan *Ebiet G Ade
Kalau kita mendengarkan seluruh syair lagu maka akan tahu maksud
dari lagu itu sebenarnya. Yaitu menggambarkan bencana yang melanda sebuah
daerah dengan tanah tandus sehingga menyebabkan penduduknya menderita bencana
kekeringan. Banyak penduduk mati kelaparan, anak-anak kecil menjadi yatim-piatu
karena ditinggal mati orang tuanya.
Namun, pada tahun 2006 penggalan syair lagu tersebut digunakan oleh
sebuah produsen rokok terkemuka di negeri ini sebagai back sound iklan. Iklan
ini sering muncul di televisi pada bulan Ramadhan 2006. Ceritanya, ada seorang
laki-laki dengan sepeda motornya melakukan perjalanan sendirian hendak mudik.
Di tengah perjalanan adzan maghrib berkumandang. Dia melaksanakan shalat
maghrib di surau kecil tepi jalan. Selesai shalat dia mendapati kurmanya habis
dimakan oleh orang tak dikenal.
Pasti kita akan marah apabila mengalami keadaan seperti itu. Lebih
parah lagi mengumpat. Tapi, yang dilakukan pria dalam iklan rokok hanya sabar
dengan cobaan yang dialaminya dalam perjalanan. Inilah sebuah ujian bagi
seorang hamba yang bertakwa, mungkin begitu pikirnya.
Mungkin keadaan laki-laki dalam iklan rokok itu hampir sama dengan
keadaanku kemarin sore, sama-sama melakukan perjalanan dengan motor kesayangan
tanpa ditemani siapa pun baik itu, teman, saudara, pacar (emang punya?), atau
istri (kalau yang ini belum punya) alias sendiri. Dan sama-sama menemui adzan maghrib
ketika sedang menempuh perjalanan. Bedanya, saya tidak mengalami cobaan seperti
sang pria dalam iklan rokok karena saya
nggak bawa kurma, dan saya tidak sedang melakukan perjalanan mudik ke kampung
halaman.
Perjalanan kemarin sore sungguh menyenangkan dan penuh tantangan.
Berangkat dari Solo pukul 17.00 dan sampai di tujuan pukul 20.00. Sebenarnya
bisa lebih cepat kalau saja saya tidak terlalu lama ngetem di warung makan. Selesai
shalat maghrib mampir ke warung makan mengisi perut yang sebelumnya hanya diisi
air putih sebagai pembatal puasa.
Di warung makan murah meriah (selera mahasiswa) saya tidak hanya
makan saja, melainkan membalas beberapa pesan masuk yang belum sempat dibalas.
Tidak terasa ternyata sudah setengah jam lebih berada di warung tersebut. Ada
sebuah kejadian menarik di warung pinggir jalan raya. Kejadian yang menunjukan
porsi makan mahasiswa vs sopir truk.
*bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar