Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 April 2012

Aktifis Dakwah Kok Gitu?


Setiap orang pasti mempunyai persepsi yang sama apabila mereka mendengar kata aktifis dakwah. Aktifis yang bergerak dalam bidang dakwah Islam. Banyak orang juga akan beranggapan bahwa yang namanya aktifis dakwah adalah orang yang pandai dalam ilmu agama, baik hati, supel, tidak sombong, dan tidak suka menyinggung perasaan orang lain. Tapi, apa yang terjadi apabila ada seorang oknum aktifis dakwah yang tidak memenuhi kriteria di atas? Tidak ada salahnya memang apabila ada oknum aktifis dakwah yang tidak memenuhi kriteria di atas. Mungkin sudah menjadi bawaan orang tersebut yang belum bisa dihilangkan dari dalam dirinya. Dan itu menjadi tanggungjawab bersama untuk memperbaiki para calon pemimpin umat.
Saya menulis tulisan ini karena mengalami sebuah peristiwa yang mencengangkan pada hari Sabtu (21/4/2012) kemarin di Masjid kampus. Pada waktu itu saya sedang ada acara di FKIP yang kebetulan gedungnya berdekatan dengan masjid kampus. Saat jam istirahat acara, yaitu ketika waktu dzuhur, para peserta dan panitia bersama-sama melaksanakan sholat dzuhur di Masjid kampus. Setelah mengambil air wudhu dan hendak masuk ke dalam Masjid saya bertemu teman lama di serambi masjid. Kami bertatapan cukup lama dalam jarak tidak begitu jauh. Saya berjalan mendekatinya dengan bibir tersenyum. Saya kaget, dia sama sekali tidak membalas senyum saya, bahkan tidak mengucapakan salam, sehingga saya harus mengucapkan salam terlebih dahulu.
Akhirnya dia menjawab salam saya dengan sedikit tersenyum. Namun, dengan tiba-tiba dia membuka percakapan dengan pertanyaan yang sangat tidak menyenangkan.
“Kok masih di kampus?” dengan senyum sinis seolah-olah mengejek.
Mak Jegleeerrr...!!! Saya benar-benar kaget mendapat pertanyaan seperti itu. Tidak menyangka akan mendapat pertanyaan dengan nada menyinggung. Sebagai teman lama yang sudah lama tidak bertemu awalnya saya menduga dia akan bertanya tentang kabar saya. Tapi kentyataannya? Terbalik seratus delapan puluh derajat. Saya jadi bertanya-tanya dalam hati: Seperti inikah perilaku aktifis dakwah? Apabila ada orang awam yang ingin semakin mendekat dengan Islam dan mengetahui ada oknum aktifis dakwah yang kurang bisa menjaga perkataannya, bagaimana jadinya jalan dakwah Islam?
“Tadi ada acara di FKIP. Lha koe sendiri ngapain masih di kampus?” saya menjawab pertanyaan sekaligus balik bertanya kepada teman yang menjadi aktifis dakwah dan pengajar salah satu pesantren mahasiswa di belakang kampus.
Teman saya itu tidak segera menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Tidak mau membuang waktu lama, saya langsung masuk ke dalam Masjid. Ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam masjid, sang teman yang katanya aktifis dakwah berkata atau lebih tepatnya menjawab pertnyaan saya. Tapi saya sudah tidak memperdulikan lagi apa yang dikatakannya. Saya sudah tersakiti oleh ucapannya yang seenaknya. Padahal kalau mau instrospeksi diri, dia seharusnya bertanya kepada diri sendiri. Mengapa dirinya masih di kampus? Lha wong kita satu angkatan. Kalau dia belum lulus mbok ya jangan mengejek temannya yang juga belum lulus. Kecuali kalau dia sudah lulus. Itu pun kalau dia tidak punya perasaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar