Total Tayangan Halaman

Selasa, 15 November 2011

GERAKAN MODEREN ISLAM DI INDONESIA 1900-1942

Seperti apa yang terdapat pada isi dan judul buku yang dikarang oleh Deliar Noer, buku buku yang ditulisnya pada umumnya membicarakan gerakan islam di negeri Indonesia antara tahun 1900-19542. dengan sendirinya masa – masa sebelum tahun 1900 mengandung unsure – unsure yang dijumpai pada waktu sesudahnya. Perkembangan masyarakat, pemikiran dan gerakan kecuali yang bersifat formal, tidaklah muncul atau berhenti pada satu patokan tahun, melainkan biasanya mengandung peruses awal atu akhir yang menyebar dalam waktu yang relative panjang. Gerakan moderen islam di Indonesia seperti yang dibicarakan oleh buku ini, tidaklah mulai tahun 1911 dengan berdirinya Sarikat Dagang Islam, atau tahun 1912 dengan berdirinyas Muhammadiah, atau tahun 1906 dengan terbitnya majalah AL-Iman (di Singapura), atau tahun 1911 dengan terbitnya majalah AL- Munir di Padang, atau tahun 1909 dengan dibangunya sekolah Adabiah di kota tersebut, atau tahun 1905 dengan berdirinya sekolah Jamiat Khair (Djami’at Chair) di Jakarta. Tahun inilah tahun – tahun resmi berdirinya organisasi, sekolah atau terbitnya majalah yang bersangkutan. Namun pemikiran, gerakan permulaan, entah berupa ajakan entah berupa anjuran, baik dari perorangan atau klompok masyarakat umumnya lebih dahulu dari tahun – tahun di atas.
Permasalahan yang sangtat penting dalam masalah gerakan moderenisasi islam dalam perkembanganya Deliar Noer memandang dari beberapa perbandingan yang diantaranya mengenai persoalan Khilafiah, Sifat Fragmentasi kepartaian, kepemimpinan yang bersifat pribadi, dan perbedaan dan pertentangan faham.

Asal Usul dan Pertumbuhan Gerakan Moderen Islam:
Gerakan Pendidikan dan Sosial 
Pertumbuhan dan perkembangan gerakan Islam di Indonesia mengalami berbagai macam kesukaran dan hambatan. Sebagian hambatan berasal dari pihak Belanda dan sebagian lain dari pihak masyarakat Indonesia sendiri. Dari pihak Belanda ,sikap Belanda terhadap Islam di Indonesia tidak tetap. Di satu pihak Islam dilihat sebagai agama, dan katanya pemerintah netral terhadap ini. Tetapi sebaliknya, pemerintah Belanda pun mengambil sikap diskriminatif dengan memberi kelonggaran kepada kalangan missionaris Kristen lebih banyak, termasuk bantuan uang. Pemerintah juga melarang banyak kegiatan missionaris Islam didaerah animisme, sedangkan missionaris kristen leluasa masuk. Salah satu cara yang dipergunakan oleh pihak Belanda untuk mengawasi Islam di Indonesia ialah peraturan yang dikeluarkan dalam tahun 1905 tentang pendidikan agama Islam. Peraturan ini mengharuskan adanya izin tertulis dari bupati atau pejabat yang sama kedudukannya tentang pendidikan agama Islam. Izin ini mengemukakan secara terperinci sifat dari pendidikan itu.

 Asal usul perkembangan dari berbagai organisasi pembagaru dalam bidang sosial dan pendidikan, dapatlah dikemukakan bahwa tiap organisasi tersebut mempunyai sifatnya sendiri – sendiri yang dibentuk oleh lingkunganya, pengaruh dari kepribadian pemimpin – pemimpinanya dan juga tantangan yang dihadapkan oleh berbagai pihak didalam dan juga dsiluar masyarakat islam.
Perserikatan Ulama yang hanya terbatas pada daerah Majalengka, merupakan suatu contoh gerakan pembaruan yang mempunyai sifat ganda,seperti di daerah Minangkabau :Asal-Usul Gerakan moderen Islam muncul jauh sebelum dibentuknya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1911 atau Muhammadiyah pada tahun 1912. Kemunculannya dimulai dengan gerakan permulaan seperti berupa ajakan dan anjuran baik dari perorangan atau kelompok masyarakat. Gerakan pembaruan di Minangkabau memang mempunyai suatu sifat tersendiri yang pada umumnya diwarnai oleh sifat politik. Banyak diantara pemimpinnya dibuang oleh pemerintah Belanda.

Beberapa pendirian organisasi seperti Muhammadih yang merupakan sebab pula bagi beberapa gerakan di daerah Minangkabau dan Majalengka adanya tidak adanya pelajaran agama di sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah. Apa yang disebut politik netral terhadap agama di sekolah – sekolah pemerintah (suatu hal yang merupakan kebijakan pemerintah) akan menyebabkan murid – murid tidak tahu tentang agama dan kepercayaanya. Oleh karena itu hal tersebut akan menyebabkan ”emansipasi orang – orang Indonesia dari islam. Hal inilah yang menyebabkan terjalinya hubungan dahlan dengan guru – guru dari sekolah – sekolah pemerintah Yogyakarta, hubungan haji Abdullah Ahmad di Padang dengan Syeikh Djamil Djambek di Bukittinggi dengan murid-murid Mulo dan sekolah guru, dengan hubungan hasan di Bandung dengan para pelajar sekolah – sekolah menengah dan sekolah Guru setempat.

Kekurangan sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia merupakan salah satu motivasi untuk mendirikan organisasi. Organisasi-organisasi Islam di Yogyakarta ditantang pula oleh kehadiran missi Kristen dalam lingkungannya. Pihak Muhammadiyah berusaha untuk menghentikan perkembangan hasil missi ini dengan mencontoh cara-cara kegiatan
       Sikap Dahlan dari Muhammadiah sangat berbeda. Tujuan Dahlan ialah bagaimana menumbuhkan minat masyarakat terhadap islam, bagaimana menumbuhkan perasaan – kegembiraan, puas dan bangga sebagai orang islam. Ia berpendapat bahwa kebenaran itu hanya dapat direalisasikan secar ber angsur – angsur dan tidak secra sekaligus. Oleh sebab itu, menurut pendapatnya panggkal tolak seorang propagandis ialah bagaimana memperoleh kepercayaan dari orang lain. Diskusi – diskusi yang diadakanya cenderrung bersifat mengundang para pendengar atau peserta, termasuk orang – orang bukan islam, untuk berpartisipasi dalam kebenaran ini, dan bukan untuk sekedar mendengar perintah yang harus dijalankan. Pendekatanya yang sangat simpatik ini memberikan cap tertentu bagi organisasi yang ia dirikan.
 Gerakan moderen Islam dimulai dari berbagai daerah-daerah karena peranan daerah sangat penting dalam penyebaran cita-cita pembaruan ke daerah-daerah lain. Kemudian menyusul pembicaraan tentang gerakan tersebut di kalangan masyarakat arab yang mendirikan organisasi moderen pertama diantara kalangan orang-orang Islam di Indonesia.
Beberapa asal usul dan pertumbuhan gerakan Moderen islam: Gerakan politik:
- Sarekat islam 1911 sampai 1916
 Didirikan di Solo pada tanggal 11 November 1912 Sarekat Islam tumbuh dari organisasi yang mendahuluinya yang bernama Sarekat Dagang islam.
-Sarekat Islam 1916 sampai 1921
-Sarekat Islam 1921-1927
Pada tahun inilah sustu tahun perubahan Sarekat Islam didalam perkembanganya yang dijumpai perubahan keterangan azas dari parta dan dicatat dari suatu perpecahan dengan kalangan PKI.
Partai – partai Islam
             Selain partai Sarikat Islam (Indonesia) Muncul Permi, Perti, Penyadar, PII, dan PSII-Kartosuwiryo: pada kalangan kebangsaan (yaitu yang mengaku netral terhadap agama) muncul PNI, Partindo,Gerindo, PBI dan BU (yang bergabung dengan parindra), dan parpindo.   
Persatuan Muslimin Indonesia
Partai Islam Indonesia
             Buku yang ditulis oleh Deliar Noer salah satu karya yang sangat sepektakuler terutama bagi kalangan akademisi maupun masyarakat islam ataupun masyarakat umum yang ingin mengetahui berbagai perkembangan perjalanan organisasi islam di Indonesia, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah Indonesia merdeka.
Deliar Noer mencoba mengungkap berbagai perkembangan organisasi islam dengan disertai data – data yang sangat lengkap, selain itu juga disertai berbagai data wawancara dengan para tokoh – tokoh islam, sehingga buku ini perlu kita apresiasi yang sebesar – besarnya.

Beberapa narasumber yang di wawancarai:
  1. Syaikh Awad Sjahbal (Jakarta, 1955)
  2. Abdulhalim (Majalengka, 1956)
  3. Hasan, Jakarta, 1956
  4. Syaikh Ibrahim Musa, Bukittinggi, 1957
  5. Abdoel Moeis, Bandung, 1956
  6. Darwis Datuk Madjolelo. Lubuk Basung,1957
  7. Haji Latif Sjakur. Bukittinggi, 1957. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar