Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 November 2011

KOLEKSI HERITAGE MUSEUM BATIK DANAR HADI

Museum batik Danar Hadi terletak di jalan Brig. Jen. Selamet Riadi no 261 Surakarta, tepatnya di komplek nDa;em Wuryaningratan, sebuah kompleks yang dulu merupakan tempat kediaman keluarga K.R.M.H. Wuryaningrat, menantu dan juga sekaligus pepatih dalem dari raja Kasunanan Surakarta saat itu yakni Paku Buwono ke X.
nDalem Wuryaningratan yang berarsitektur Jawa kuno ini di bangun kurang lebih pada abad ke XIX (kira-kira pada tahun 1890) oleh seorang arsitek dari negeri Belanda. Hal itu terlihat pada tampak depan bangunan yang bernuansa Eropa, namun tata ruangnya tetap mengikuti konsep adat rumah Jawa yang terdiri dari Pendapa, Pringgitan, nDalem Ageng, GAndhok kiwa (kiri) dan Gandhok tengen (kanan), serta sebuah ruangan keluarga yang ditata dengan gaya Eropa.
Museum batik yang terletak di sekitar timur ndalem Wuryaningratan ini oleh H. Santosa Doellah, Direktur Utama PT. Batik Danar Hadi yang juga seorang kolektor batik kuno mendirikan museum Batik sebagai obsesi, komitmen dan dedikasi beliau pada seni kerajinan batik, yang digelutinya sejak usia remaja.

Museum Batik yang terletak di Sebelah Timur nDalem Wuryaningratan ini oleh Bapak H. Santosa di beri nama “Museum Batik Danar Hadi” dan di buka secara resmi oleh Hj. Megawati Soekarnoputri pada hari Jum’at tanggal 20 Oktober 2000 selama beliau menjabat sebagaio wakil Peresiden Repubelik Indonesia.        
Museum Batik Kuno Danar  Hadi

Bukan cuma mengoleksi 10.000 lembar kain batik kuno asli Indonesia. Ruangan Museum Batik Kuno Danar Hadi inipun diharumi semerbark bunga sedap malam dan melati.
Ternyata, penggunaan bunga melati dan sedap malam di dalam ruangan museum ini bukan sekadar pewangi ruangan. Menurut asisten menejer Museum Batik Kuno Danar Hadi Asti Suryo Astuti, penggunaan kedua bunga alami itu sebagai salah satu cara menjaga kualitas koleksi batik agar tetap awet dan baik. "Kalau menggunakan pewangi ruangan buatan bisa mempengaruhi kualitas dan merusak kain," jelasnya.
Pihak pengelola pun melarang pengunjung memegang kain atau memotret dengan menggunakan blitz. "Karena tangan manusia mengandung garam yang dapat merusak kain. Sementara kilatan lampu blitz kamera juga dapat memudarkan warna kain," kata Tuti.
Museum Batik Kuno Danar Hadi memiliki koleksi mencapai 10.000 lembar kain batik kuno. Namun koleksi yang dimiliki tidak seluruhnya di tampilkan di museum hanya 700 lembar. "Selama tujuh hingga sembilan bulan akan kami ganti dengan koleksi yang lain," terang Tuti lagi.
Museum ini memiliki tema "Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan". Sesuai dengan tema tersebut, koleksi kain batik yang dipajang terbagi menjadi beberapa jenis batik. Ada batik Belanda, batik Cina, batik Jawa, hokokai, batik pengaruh India, batik Kraton, batik pengaruh Kraton, batik sudagaran, batik petani, batik Indonesia, dan batik Danar Hadi.
Selain melihat ratusan batik, pengunjung juga dapat menyaksikan proses pembuatan kain batik, baik batik tulis, batik cap maupun batik printing di bagian belakang museum.
Untuk mempermudah pengunjung berkeliling dan mendapatkan informasi tentang batik, museum ini difasilitasi tanda panah sebagai petunjuk jalur berkeliling, pemandu, dan alat bantu informasi tentang sejarah kain batik, ciri khas, dan corak kain batik yang ditaruh di setiap sisi kain batik yang dipajang.
Jenis dan Kapasitas Produksi
Sesuai proses produksinya, batik dapat diklasifikasikan dalam 4 jenis :
a.       Batik Tulis
-          Nilai seninya tinggi & ekslusif motif berdimensi dan warnanya pun tembus (pada kedua sisi)
-          Pengerjaannya memakan waktu lama (karena menggunakan canting & prosesnya berulang-ulang), kapasitas produksi setiap bulan hanya sekitar 2.000 sampai 4.000 helai.
-          Bahan Baku yang dipergunakan selain kain mori untuk kain-kain tradisioanl, kebanyakan dari bahan sutera alam, sutera ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), dan sutera organdi.
b.      Batik Cap
-          Lebih Cepat dan mudah dikerjakan, motif kurang luwes.
-          Prosesnya lebih mudah dan cepat kapasitas produksi/bulan mencapai 40.000 helai, atau 100.000 m
-          Bahan baku kebanyakan katun dan rayon.
c.       Batik Printing
-          Proses pengerjaanya dengan mesin (flat print atau rotary print) motif kurang dimensinal dan luwes
-          Kapasitas produksi per bulan 1.400.000 yard
-          Bahan Baku kebanyakan georgette polyester dan rayon
d.      Batik Kombinasi
-          Proses printing yang diperhalus dengan proses batik tulias, cukup ekslusif
-          Kapasitas roduksi per bulan 20.000 yard
-          Katun paling banyak dipergunakan, sebagian kecil sutera.


Terdapat 10.000 helai koleksi batik kuno dengan berbagai corak. Tetapi di Museumnya hanya di tampilkan 700 macam batik. Koleksi batik-batiknya yang antik dari sebelum dan selama penjajahan Belanda sampai Indonesia Merdeka.

Beberapa koleksinya antara lain:
  • Batik Belanda (dari tahun 1840-1910)
  • Batik Cina (sebelum dan sesudah tahun 1910)
  • Batik Djawa Hokokai (tahun 1942-1945)
  • Batik Kraton (dari kraton)
  • Batik Puro Mangkunegaran
  • Batik Pakualaman
  • Batik Kasunanan Surakarta
  • Batik Kasultanan Yogyakarta
  • Batik Pengaruh Kraton
  • Batik Cirebon
  • Batik Banyumas
  • Batik Indramayu
  • Batik Madura
  • Batik Pengaruh Indian
  • Batik Danar Hadi
  • Batik Indonesia (tahun 1950)
  • Batik Wonogiren (tahun 1966-1975)
  • Batik kontemporer
  • Batik-batik yang di buat oleh Guruh Soekarno Putra,Amry Yahya,Bambang Oetoro,SP Gustami,dan Soemihardjo
  • Batik Suvenir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar