Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 November 2011

AWAL NASIONALISME

Nasionalisme adalah kata yang sering didengung-dengungkan dalam kondisi tertentu. Disaat suatu bangsa kehilangan rasa persatuan, disaat suatu bangsa sedang dalam kondisi yang terkoyak karena masalah-masalah yang timbul dari pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.  Namun nasionalisme itu muncul dalam diri seseorang atau suatu bangsa bukan muncul karena paksaan suatu kelompok, melainkan karena kesadaran secara pribadi. Kesadaran nasionalisme yang muncul dikarenakan adanya kesadaran akan kesamaan nasib, budaya, serta sejarah. Selain itu faktor-faktot tertentu seperti kondisi politik dan intelektual.
Secara bahasa kata nasionalisme sendiri berasal dari bahasa latin yaitu kata natio yang berarti bangsa. Namun kata itu diadopsi oleh bangsa Prancis dari bangsa Romawi Kuno, yaitu nasci. Kata nasci digunakan oleh bangsa Romawi Kuno untuk menunjuk bangsa, suku, atau kelompok yang berada di luar wilayah mereka yang memiliki sifat buruk dan mereka dianggap rendah oleh bangsa Romawi Kuno. Pengadopsian kata nasci menjadi kata natio atau nation mulai dipakai ketika bangsa-bangsa eropa sedang berada dalam masa pencerahan, yaitu dimulai pada abad 16. Dipakai ketika bangsa eropa merasa kalah secara peradabannya dengan peradaban timur tengah. Dimulai dengan adanya revolusi Prancis kemudian disusul dengan revolusi industri di inggris.
Di Indonesia sendiri kata nasionalisme dipakai setelah diterapkannya politik etis di Hindia-Belanda. Bangsa Belanda memberikan pendidikan kepada penduduk pribumi untuk mendapatkan tenaga administrasi yang murah sehingga tidak mendatangkan orang-orang eropa yang membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Namun apa yang didapat dari diterapkannya politik etis di Hindia-Belanda malah menjadikan bomerang bagi pemerintah Hindia-Belanda. Bukan tenaga administrasi yang murah yang dapat memberikan keuntungan bagi pemerintah melainkan musuh yang terorganisasi untuk menghancurkan kekuasaan pemerintahan Belanda sendiri. Sejak mendapatkan pendidikan dari pemerintah Hindia-Belanda, orang-orang pribumi sadar bahwa tanah tempat tinggalnya telah dieksploitasi oleh bangsa lain dan selama ini mereka telah dijajah secara fisik dan moral. Serta keberadaan dan kehadiran orang-orang intelektual dari kalangan priyayi dan bangsawan kerajaan ke dalam istana juga memberikan pengaruh tersendiri bagi kebangkitan nasional. Mereka yang berada dalam istana berusaha untuk menghapuskan feodalisme lokal yang telah berlaku dari zaman dulu yang telah dimanfaatkan oleh bangsa Belanda. Bukan hanya di dalam istana, di luar istana mereka juga menjalin hubungan dengan kaum intelektual lain untuk menyadarkan rakyat bahwa selama ini mereka telah dijajah oleh bangsa lain.
Para kaum intelektual guna menghimpun massa untuk melancarkan suatu pemberontakan, mereka membikin sebuah organisasi. Diawali oleh berdirinya BO di tahun 1908. Karena BO masih terkesan cenderung menyatukan kaum elit bangsawan dan priyayi maka anggotanya hanya sedikit. Kemudian berdirilah berbagai macam organisasi berdasarkan golongan atau status dalam masyarakat. Seperti SI, perserikatan buruh dan berbagai organisasi berdasarkan status pekerjaan. Namun di antara berbagai organisasi tersebut yang mendapatkan massa terbanyak adalah SI. Hal ini disebabkan karena SI mencakup semua kalangan tidak dibatasi oleh strata dalam masyarakat dan hanya dibatasi hanya untuk orang Islam. Oleh karena itu SI memiliki cabang-cabang banyak di daerah-daerah.
Oranisasi-organisasi tersebut mengadakan perlawanan-perlawanan kepada pemerintah kolonial. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut didasarkan pada kesewenag-wenangan pemerintah terhadap rakyat pribumi. Pajak yang ditentukan terlalu besar, peraturan yang menyengsarakan para buruh dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan ketidaksejahteraan kaum pribumi. Dari berbagai organisasi yang berdiri,, hanya SI yang paling berani menentang pemerintah yang berakibat pada terputusnya hubungan SI pusat dengan SI cabang yang disebabkan pemerintah Hindia Belanda hanya mengakui keberadaan SI Pusat saja. Hal ini dilakukan pemerintah agar tindakan-tindakan organisasi tersebut tidak lagi sekeras sebelumnya. Namun usaha SI untuk melakukan perlawanan tidak berhenti begitu saja. Setelah orang-orang SI terpengaruh oleh PKI, tindakan-tindakan mereka semakin keras melawan keberadaan pemerintah kolonial di Indonesia. Campur tangan PKI dalam SI membuat SI pecah jadi dua, yaitu SI Merah dan SI Putih. SI merah adalah mereka para anggota SI yang telah terpengaruh oleh PKI sedangkan SI putih adalah mereka yang menolak komunisme. Tindakan-tindakan keras melawan pemerintah kolonial berakhir dengan dilarangnya PKI di Hindia Belanda. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial terhadap organisasi-organisasi pergerakan sebelum tahun 1926 memaksa para kaum intelektual, yang berusaha untuk memerdekakan bangsanya, untuk mengubah cara perlawanan merek. Organisasi-organisasi yang sebelumnya berdiri berubah menjadi partai-partai agar bisa duduk di Volksraad agar bisa memperjuangkan hak rakyat negrinya. Organisasi besar seperti SI merubah dirinya menjadi PSI dan kemudian muncul PNI yang sangat membayakan pemerintah Hindia Belanda. PNI yang dianggap ssangat bahaya oleh pemerintah membuatnya limbung diakhirnya. Karena para pemimpin mereka ditangkap karena mampu mempropaganda massa dengan baik dengan menggaung-gaungkan nsionallisme.
Tindakan-tindakan keras melawan pemerintah Hindia Belanda disebut sebagai tindakan radikal oleh perintah. Disebut radikal karena mereka bertindak keras dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Pemerintah menyerbut radikal sebab kata radikal berasal dari bahasa latin yang digunakan dalam bahsa ilmiah, yaitu radix yang berarti akar. Akar adalah bagian tanaman yang paling kuat karena mampu menyokong pohon yang tinggi dan besar. Akar yang kuat dan keras dapat mencengkeram tanah dengan baik untuk mempertahankan tegaknya pohon yang berada di permukaan tanah. Selain bertugas untuk mempertahankan tegaknya pohon, akar juga bertahan mencari unsur hara untuk kebutuhan hidup tanaman. Dalam pencarian unsur hara, akar yang keras itu mampu menembus bahan-bahan an-organik yang tertanaman dalam tanah yang keras. Dari gambaran mengenai akar di atas dapat dijelaskan mengapa organisasi-organisasi pergerakan itu dalam melawan pemerintah secara keras disebut sebagai tindakan radikal. Organisasi-organisai itu melakukan tindakan-tindakan melawan seperti akar, melakukan apa pun demi tercapainya tujuan mereka.
Diantara organisasi-organisai pergerakan yang paling besar dalam menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri setiap warga bangsa Indonesia adalah PNI. Dengan semangat nasionalisme yang berlandaskan ideologi Marhaenisme, PNI mampu merekrut banyak sekali anggota, serta kemampuan pemimpin mereka yaitu Soekarno dalam mempropaganda massa membuat PNI populer di mata rakyat pribumi. Pengaruh dari anggota PI yang ada di negeri Belanda juga memberikan pengaruh bagi kuatnya pendirian PNI. Mereka yang ada di Belanda seperti Hatta dan Ali Sastroamijoyo yang telah terpengaruh nasionalisme yang telah muncul di negara-negara jajahan lain, memberikan semangat kepada kaum nasionalis lain yang berada di Indonesia.. Kebijakan yang mereka tempuh melalui dua jalur juga membuat PNI semakin dikenal. Kebijakan yang mereka pakai yaitu jalur keluar ditempuh dengan menerbitkan surat kabar serta jalur kedalam yaitu memajukan dalam bidang ekonomi, sosial, serta pendidikan. Tindakan mempropaganda massa dianggap oleh pemerintah sangat membahayakan keberadaan pemerintah Hindia Belanda, oleh karena itu pemimpin-pemimpin mereka ditangkap lalu mendapatkan hukuman penjara. Namun yang disayangkan adlah ketika pemimpin-pemimpin PNI yang tersisa tidak mampu mempertahankan keberadaan PNI secara utuh dan akhirnya membuat PNI pecah. Partindo dan PNI baru adalah bentuk baru dari pecahnya PNI. Partindo memiliki sifat seperti PNI lama sedangkan PNI baru lebih cenderung untuk lebih mengutamakan kader-kader baru nasionalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar