Total Tayangan Halaman

Kamis, 22 Maret 2012

Silahkan Korupsi, Itu Hak Anda


Berawal dari pemanggilan yang dilakukan oleh pihak Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret kepada para mahasiswanya dari angkatan 2005, 2006, dan 2007 yang belum lulus. Mereka dikumpulkan dalam ruangan lab jurusan yang baru. Tapi, sangat disayangkan, ternyata tidak semua mahasiswa yang dipanggil hadir semua, hanya 11 orang yang hadir itupun kebanyakan dari angkatan 2007. Angkatan 2006 hanya 1 orang, dan 2005 yang dipanggil sama sekali tidak ada yang hadir.
Di dalam lab sejarah yang baru tersebut terdapat 4 meja panjang yang ditata membentuk kotak. Di belakang meja ditaruh kursi. Kami para mahasiswa yang hadir duduk di kursi bagaikan pesakitan yang siap disidang oleh ibu Kajur (Kepala Jurusan). Oh ya, dari pihak jurusan ternyata cuma ibu kajur sendirian, beliau tidak ditemani oleh siapapun, termasuk oleh ibu sekjur.
Para mahasiswa diwajibkan mengisi buku hadir. Di buku itu terdapat beberapa kolom yang harus diisi. Pertama kolom nomor, nama, alamat kos/rumah, alamat orang tua dan nomor orang tua, capaian sks, PA, dosen pembimbing skripsi, konsultasi skripsi, dan kolom terakhir berisi paraf. Ada sebuah kejadian menarik. Pada kolom alamat orang tua dan nomor orang tua, tidak satu pun yang mengisi alamat orang tua, dan nomor orang tua yang ditulis, sebagian mahasiswa menuliskan nomor sendiri atau temannya. Hanya segelintir yang benar-benar menuliskan nomor orang tua.
Setelah semua selesai mengisi buku hadir, mulailah acara inti. Acara intinya adalah pengarahan dari ibu kajur. Kayaknya saya tidak perlu menuliskan apa saja yang disampaikan oleh ibu kajur, mungkin hanya garis besarnya saja. Belaiau hanya ingin mahasiswa dari angkatan 2005, 2006 dan 2007 untuk serius dalam belajar supaya cepat lulus dengan nilai yang memuaskan. Karena jumlah rata-rata kelulusan mahasiswa tiap tahunnya akan mempengaruhi akreditasi jurusan. Kebetulan saat ini jurusan Ilmu Sejarah mendapatkan kareditasi A.
Acara inti selesai. Dilanjutkan dengan tanya jawab dan ngobrol bebas. Tiba-tiba salah satu teman saya ada yang nyeletuk “sesuk nek wis lulus korupsi ae,” kami semua tertawa lepas mendengar celetukan tersebut, termasuk saya. Tapi, ada satu hal yang membuat saya tersentak kaget. Tanggapan dari ibu kajur, beliau mengatakan “silahkan korupsi, itu hak anda.”
Terserah alumni mau berbuat apa, toh mereka sudah menjadi alumni. Bukan bagian dari universitas. Mungkin itulah yang dikatakan oleh pihak universitas apabila ada alumninya yang tertangkap tangan berbuat tindakan tidak terpuji. Ibu kajur saja yang berhadapan langsung dengan mahasiswa bisa berkata seperti itu, bagaimana dengan atasan beliau, lihat saja Dekan atau Rektor yang sangat jarang bertatapan dengan mahasiswanya secara langsung?    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar