Total Tayangan Halaman

Senin, 08 April 2013

Kopassus Vs Korlantas



Pengungkapan pelaku penyerangan Lapas Cebongan menjadi prestasi tersendiri bagi tim investigasi dari TNI AD yang dibentuk oleh KSAD. Namun, prestasi itu tak lepas dari jiwa ksatria 11 prajurit Kopassus yang mengakui tindakannya sebagai pelaku penyerangan dan siap bertanggungjawab atas tindakannya tersebut.
Sudah menjadi sikap yang tertanam dalam diri anggota Kopassus untuk berjiwa ksatria. Dalam himne Kopassus sendiri ada syair berbunyi “Prajurit Komando berjiwa ksatria”. Jelas sekali kalau mereka ditekankan untuk memiliki sikap sebagai seorang ksatria, berani bertanggungjawab atas tindakan yang mereka lakukan apapun konsekuensinya.
Sikap ksatria tidak hanya ditunjukan oleh para prajurit pelaku penyerangan Lapas Cebongan melainkan juga ditunjukan oleh pimpinan tertinggi di korps baret merah, Danjen Kopassus. Sebagai Pimpinan tertinggi dia tidak lari dari tanggungjawab, justru Danjen Kopassus menyatakan siap bertanggungjawab atas tindakan anak buahnya, bahkan dia siap menukar kepalanya dengan hukuman yang dijatuhkan untuk anak buahnya. Inilah pernyataan Danjen Kopassus: “Jika boleh ditukar kepala untuk menjalani hukuman 11 anggota saya, maka Mayor Jendral TNI Agus Sutomo yang 5 tahun lagi akan pensiun, siap menggantikan hukuman mereka apapun itu. Sebagai bentuk pengayoman saya kepada Anggota saya.”
Lain halnya dengan Kopassus, Korlantas (Korps Lalu Lintas) yang sedang tercoreng wajahnya oleh tindakan anak buahnya karena menilang seorang bule asal Belanda di Bali dan mabuk-mabukkan di dalam pos polisi bersama sang bule, tidak ada satu pun pimpinan dari korps lalu lintas yang bersedia menyatakan siap bertanggungjawab atas tindakan anak buahnya. Seolah-olah para pimpinan tidak merasa bersalah ketika ada anak buahnya melakukan tindakan melanggar hukum. Padahal mereka sendiri adalah aparat penegak hukum.
Apa yang terjadi selanjutnya?? Aparat kepolisian di Bali justru malah membuat video sebagai tandingan video yang diupload Van Der Spek, Bule asal Belanda yang menjebak sang oknum kepolisian. Dari video tersebut sangan jelas terlihat kalau korps lalu lintas hanya melakukan sebuah pencitraan supaya korps-nya tetap terlihat bersih di mata masyarakat sebagai penegak hukum di jalanan.
Bagaimana rakyat tidak mendukung Kopassus yang melakukan penyerangan ke Lapas Cebongan sehingga menewaskan 4 preman yang selalu meresahkan masyarakat walaupun tindakan oknum Kopassus sebenarnya juga salah kalau dilihat dari kacamata hukum. Sedangkan aparat hukumnya sendiri malah menjadi preman jalanan yang siap menilang orang-orang yang kadang tidak bersalah dan uang tilangnya pun entah lari kemana. 

1 komentar:

  1. This is how my buddy Wesley Virgin's story launches in this shocking and controversial video.

    Wesley was in the army-and soon after leaving-he found hidden, "self mind control" tactics that the government and others used to get whatever they want.

    THESE are the same methods many celebrities (especially those who "come out of nowhere") and the greatest business people used to become wealthy and successful.

    You probably know how you use only 10% of your brain.

    Mostly, that's because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.

    Maybe that conversation has even occurred INSIDE your very own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind around seven years back, while driving a non-registered, beat-up trash bucket of a car without a driver's license and in his bank account.

    "I'm so fed up with living check to check! When will I finally succeed?"

    You've taken part in those types of thoughts, ain't it so?

    Your very own success story is waiting to be written. All you need is to believe in YOURSELF.

    CLICK HERE To Find Out How To Become A MILLIONAIRE

    BalasHapus