Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Agustus 2012

Perlukah Istikharah?

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa istikharah hanya digunakan untuk memilih jodoh. Misal, ketika hadir dua sosok lawan jenis mempesona yang membuatnya bingung harus memilih mana, istikharah baru digunakan. Tetapi ketika kita bertemu dua jalan kehidupan yang sama-sama membuat bingung, jarang dari kita melaksanakan shalat istikharah sebagai sarana meminta petunjuk Allah SWT.

Sudah jelas dalam hadist: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan yang kami hadapi sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surah dalam Al-Qur’an. Beliau berkata,”Jika salah seorang dari kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah” (HR. Al-Bukhari).

Hadist di atas menerangkan pentingnya meminta petunjuk Allah SWT supaya Dia memberikan petunjuk mana terbaik yang harus dipilih dalam setiap perkara. Bisa berupa memilih sekolah, tempat tinggal, tempat kerja, dll. Kita lebih banyak menggunakan logika dan nafsu dalam memilih sesuatu (ngaku gak loe?).
Ada benarnya ketika logika ikut bermain tapi sesuai jatah, jangan berlebihan. Ketika hendak membeli rumah logika kita bermain, apakah lokasi tersebut dekat dengan tempat kerja sehingga memudahkan kita dalam pekerjaan, lingkungan yang kondusif dan pertimbangan lainnya. Setelah berbagai pertimbangan, jangan lupa serahkan semua keputusan akhir pada Allah SWT. Itu salah satu contohnya.

Begitu pun dengan nafsu. Manusia dikaruniai nafsu, tidak mungkin nafsu bisa dihilangkan dalam diri manusia melainkan dikendalikan. Contoh simple, disaat kita akan menikah. Kita dipersilahkan melihat wajah calon pasangan dengan tujuan agar memperkuat keinginan menikah. Selain itu juga agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Istilah lain membeli kucing dalam karung. Pada saat  melihat calon pasangan, jangan menggunakan nafsu terlalu besar. Secantik dan seganteng apa pun dia, terpenting adalah agamanya. Lagi, istikharah sebagai sarana meminta petunjuk Allah SWT supaya diberi yang terbaik.

Problem saya pada beberapa hari terakhir ini adalah memilih. Bukan memilih jodoh (Pe-De), memilih sekolah (yang satu saja belum lulus mau milih lagi) atau memilih kerja (lulus bos, lulus!!). Memilih pada beberapa hari terakhir adalah memilih tempat berbuka puasa. Hampir setiap Masjid di Solo menyediakan buka puasa gratis. Siapa pun boleh ikut tanpa harus diundang terlebih dahulu. Sekarang masalahnya lain, saya memilih tempat berbuka puasa dengan status tamu undangan. Persoalan yang lebih pelik adalah dalam satu hari ada dua undangan berbuka puasa di tempat yang berbeda.

Dilema? Mungkin iya. Pertama, karena sama-sama gratis. Kedua, yang satu gratis dan lainnya berbayar. Untuk dua hari terakhir ini saya memutuskan mendatangi buka puasa bersama yang panitianya mengundang lebih dulu. Entah itu gratis atau bayar. Siapa cepat dia dapat (kok saya kayak buat rebutan yah, hehe).

Bagaimana dengan nanti sore dan hari-hari selanjutnya? Apakah badan saya harus dibelah menjadi dua atau lebih agar bisa menghadiri semua undangan? Perlukah istikharah sebagai sarana meminta petunjuk mana yang terbaik?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar