Total Tayangan Halaman

Kamis, 08 Desember 2011

WANITA DALAM SEJARAH

Wanita adalah sosok yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan setiap laki-laki. Meskipun kadang perempuan dianggap tidak memiliki makna dan merupakan orang  yang dianggap rendah oleh laki-laki karena dianggap tidak bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang dillakukan oleh laki-laki. Pandangan seperti itu merupakan pandangan umum mengenai wanita pada zaman dulu sebelum ada gerakan emansipasi yang dikenalkan oleh seorang anak Bupati Rembang barrnama Kartini.
Pada zaman dahulu seorang wanita hanya boleh melakukan pekerjaan dirumah saja. Mereka seperti anak pingit yang tidak boleh kemana-mana. Itulah tradisi feodalisme dalam masyarakat jawa yang sangat telihat sebelum dasawarsa kedua abad 20. Mengapa dasawarsa kedua abad 20? Pada awal abad 20 para penduduk pribumi hanya boleh mengikuti pembelajaran di sekolah yang didirikan oleh belanda hanya cukup sampai kelas tiga. Hal itu tidak hanya berlaku bagi kaum wanita saja melainkan kaum laki-laki juga dan hanya orang-orang tertentu saja yang boleh belajar lebih tinggi.
Mereka adalah para anak dari keturunan bangsawan. Mereka bisa melanjutkan studi setinggi-tingginya hingga ke negeri belanda. Perubahan mengenai orang pribumi boleh mengecap bangku pendidikan berawal dari munculnya ide politik etis dikalangan para tokoh liberalism dinegeri belanda. Perjuangan para tokoh liberal ini sangatlah berat, mereka harus berjuang mempertahankan pendapatnya melawan kaum konservatif. Politik etis ini disebut juga dengan politik balas budi, mengapa demikian? Sebab telah banyak keuntungan yang didapatkan oleh negeri belanda selama ia mengusai Indonesia, berjuta-juta golden telah masuk dalam kas negeri belanda.
Untuk inilah Van Deventer, seorang tokoh liberalism, memperjuangkan perlu adanya pelitik etis. Salah satu program dari politik etis adalah edukasi, hal ini tentulah sangat menguntungkan penduduk pribumi sebab mereka akan dapat bebas mengecap bangku pendidikan meskipun mereka dibatasi  dalam menuntut ilmu. Sebenarnya dibalik politik balas budi ini ada tujuan lain yang dilancarkan oleh Belanda, yaitu mendapatkan tenaga administrasi yang murah, sebab sebelum ada politik etis ini, Belanda harus mendatangkan orang-orang eropa yang memakan biaya yang cukup besar.
Memang pada awalnya belanda mendapatkan hasilnya namun dikemudian hari program tersebut malahan menjadi boomerang tersendiri bagi pemerintah colonial. Hal ini disebabkan kesadaran para intelektual muda yang menjadi suatu kelompok baru dalam stratifikasi social masyarakat di Indonesia, turutama dalam lingkungan masyarakat jawa. Mereka sadar bahwa negerinya telah dijajah oleh bangsa belanda, mereka telah mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk kepentingan negeri belanda. Para kaum intelektual ini kemudian membentuk organisasi yang bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini lewat sebuah organisasi. Organisasi yang pertama berdiri adalah Budi Oetomo. Organisasi ini terdiri dari golongan – golongan bangsawan saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar